Sejak pertengahan tahun 1980-an Badan Pertahanan Jepang (JDA), mulai mempertimbangkan penerus helicopter ringan OH-6D yang saat itu masih digunakan oleh Angkatan Darat-Pasukan Beladiri Jepang (JGSDF).
3 sisi heli OH-1 Ninja (image : Militaryphotos)
Diputuskanlah untuk mengembangkan sendiri helicopter untuk peran pandu dan pengintaian (LSOH). Pada tahun 1992 Kawasaki terpilih sebagai kontraktor utama dengan bobot 60 persen dari program, sisanya dialokasikan sama antara Mitsubishi dan Fuji. Ketiga perusahaan membentuk Observation Helicopter Engineering Team untuk mengembangkan program tersebut, dan mulai bekerja pada tahun 1992.
OH-1 bersenjata lengkap (photo : Military Today)
Sebagai hasilnya adalah OH-1 (diberi nama Ninja), memakai mesin konvensional yang relatif kecil dan berkonfigurasi sebagai helikopter bersenjata. Berdasarkan berat, 40 persen strukturnya terbuat dari carbonfibre-reinforced plastic, dan rotor ekor berjenis fenestron.
Perangkat dari Fujisu dan NEC terpasang di depan rotor utama (photo : Military Today)Cockpit helikopter OH-1 (photo : Aviation-Militaire)
Prototipe pertama dari enam yang dibuat terbang pada 6 Agustus 1996, dan heli pertama dari kemungkinan 150-200 heli OH-1 diserahterimakan ke JGSDF pada 24 Januari 2000. Sebanyak 14 OH-1 telah dipesan dan diserahterimakan sebelum 2001. JDA mungkin akan menyesuaikan OH-1 untuk memenuhi kebutuhan helikopter serang ringan AH-X. Yang mendesak kemungkinan adalah mesin MTR-390 atau T800, yang memungkinkan adanya tambahan beban senjata, juga perlunya perubahan perangkat avionik. Sasaran dari produksi model AH-X adalah AH-2.